Wednesday, August 11, 2010

Puasa pertama zaQi

Bagi zaQi puasa tahun ini merupakan puasa pertamanya. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 6 dia memulai sahur bersama bersama kami dan keluarga wa Aci.

Dari beberapa hari sebelumnya, kami sudah memberikan masukan-masukan tentang puasa seperti apa dan harus ngapain. Mulai dari tontonan TV dan buku cerita. Beruntung tayangan film ipin-upin yang bercerita tentang puasa sering di putar di lokal stasiun TV, sehingga dia mengerti kalau puasa harus bisa menahan lapar dan haus :)

Yah, untuk awal cukuplah pengetahuan menahan lapar dan haus. Seiring bertambah usia Insya Allah dia akan semakin banyak menerima ilmu tentang manfaat dan kaidah berpuasa.. Insya Allah.

Lewat dari jam 10 pagi, zaQi masih kuat, berlari2an kesana kemari, loncat-loncatan di atas kasur bersama adiknya. Sempat dilarang, tapi yaa namanya juga bocah, justru itu kegiatan dia sehari-hari pan..

Mendekati jam 11 siang, tiba-tiba nyamperin sambil bertanya,

"Mah, kalau puasa sampai malam (baca: magrib), dapat uangnya berapa?"

Gubraksssz!! Langsung mamah bengong ditempat.

Jam 11.30 zaQi mulai berasa haus, manin dan mamah minta zaQi menghitung jam hingga jarum panjang berada di angka 12 yang artinya jam 12 teng dia boleh berbuka.

Alhamdulillah, tepat jam 12 teng zaQi berbuka.

Wow! Untuk seorang pemula, bertahan selama itu merupakan suatu record tersendiri. Padahal mamah, papah, manin mengira jam 10 zaQi akan berbuka.

Selamat ya boy, atas kemenangan di hari Ulang tahun mu!

many kisses *****

Tuesday, August 03, 2010

Menjelang Ramadhan...

Tergelitik dengan tulisan seorang teman di FB yang mengatakan kenapa Ramadhan harus dijadikan alasan untuk menahan hawa nafsu?

Ya ya... diikuti beberapa komen yang saya setuju, ya.. kenapa semua hal harus dilakukan menjelang ramadhan?

Kenapa Ramadhan dijadikan ajang berbagai tujuan? Mulai dari politikus, pemerintahan, bahkan masuk ke arena rumah-tangga.

Kenapa Ramadhan harus dijadikan ajang bermaaf-maafan sementara kalau memang kita bersungguh-sungguh mengakui kesalahan sebaiknya kita meminta maaf secara langsung.


Maaf...


Ngomong-ngomong tentang kata maaf, sejak awal pernikahan, kami berkomitmen untuk selalu menyelesaikan masalah secepatnya. Dan tentunya harus ada diskusi dan solusi serta mengakui kesalahan jika bersalah.

Susah? jelaas.... tidak mudah untuk mengakui kesalahan...
Tapi kami berusaha untuk diskusi, mengapa dan kenapa-nya. Hal ini syukurnya bisa kami terapkan ke anak-anak kami. Alhamdulillah, sudah terlihat di zaQi, kalau dia berbuat salah, maka secara otomatis dia akan langsung meminta maaf dan mengatakan kenapa dan mengapa dia melakukan hal-hal tersebut hingga membuat kami marah.

Tentu hal tersebut dilakukan karena dia 'mencontoh'.
Ketika kami (atau salah satu dari kami) berbuat salah, secara langsung kami akan mengatakan permohonan maaf kami sambil memeluknya dan kemudian kami akan mengatakan kenapa dan mengapanya.

Yaah... tidak mudah. Karena kadang ada kekeraskepalaan disana... tetapi semakin seringnya kami berdiskusi, saling mengutarakan maksud dan cara pikir masing-masing.. semakin mudah bagi kami mencari jalan tengah dan menyelesaikan setiap permasalahan.

Semoga, kedepannya kami dan anak-anak menjadi manusia dan mahluk yang mau mengakui kesalahan dan mengucapkan maaf ketika salah dan mudah pula memberi maaf.

Jadi, tidak harus bulan Ramadhan kan untuk meminta maaf?