di milis FM lagi rame ngomongin olok-olok. Yup, efek olok-olok yang sering ditimpakan ke seseorang dari kecil bisa mengakibatkan orang tersebut jadi membabi buta dan menembaki banyak teman2 kampusnya di Virginia US. Turut berduka cita untuk salah satu putra negri yang tertembak juga.
Mong-omong tentang olok-olok, dari kecil kami, saya, kakak saya Willy & Aci sering banget di olok-olok oleh tetangga. Orang dewasa lho mreka ini dan kami saat itu masih usia SD yang artinya masih di usia 7-12 tahun. Tidak sebanding banget kan.
Mungkin karena kami di besarkan oleh ibu pekerja yang bersuamikan seniman. Haha, tau sendiri tentang seniman... pelukis.. yang penghasilan maju mundur. Kadang besaaar.. kadang NOL. Bagi mereka yang mempunyai seorang suami/ayah yang pegawai tentu sangat membanggakan. Tapi terus terang, saya sangat bangga punya ayah seperti Apa' (panggilan ayah dalam bahasa sunda).
Sebenarnya saat itu saya marah, kesal dan ingin mendamprat orang2 tersebut. Tapi ya sudahlaah...
Efeknya.. masing2 dari kami semua punya tekad. Saat di olok-olok, kami selalu bilang dalam hati "liat aja nanti...." hehehe.. syukur2 nanti kami bisa 'lebih' dari mereka, tapi seandainya tidak pun yaaa... liat aja nanti....
Dan kini, setelah sekian tahun. Akhirnya kami bisa membuktikan ke orang2 itu siapa kami. Duuh.. kalau liat sekarang, jauuh banget deh anak2 kalian dengan anak2 mamah & Apa'. Suer, ga muji ga nyombong, tapi memperlihatkan kepada dunia... bahwa justru dengan olok-olok kami bisa memacu diri kami untuk berkembang dan berkreasi.
"Alhamdulillah... dan terimakasih" hanya itu yang bisa kami ucapkan kepada orang tua kami tercinta Mamah & (Alm) Apa'.
No comments:
Post a Comment