sepulang interview tadi, binun mo makan dimana. ke foodcourt basement rasanya males sendirian turun tangga lobby situ. Apalagi uang dikantong ternyata tinggal lembaran-lembaran hasil ngorek dompet. Tadi pagi saat perjalanan ke kantor sih sempat minta uang ke pah Diko, tapi berhubung 'keasyikan' ngobrol tentang format masa depan kita, jadi terlupakan deh.
Hasil pengorekan lumayan.. ada sekitar 15ribu kumpulan dari dua lembar lima ribuan dan lima lembar uang ribuan. Tapi secara ke foodcourt mahal dan rada dag dig dug juga, takut duitnya ga cukup. Akhirnya melangkahlah kaki ke kantor pajak, kantornya pakde pri yang bersebelahan ama kantor mamah.
Lirak lirik cari-cari makanan yang menggugah selera dan yang murah. Hmm akhirnya pilihan jatuh pada sang batagor favorit mamah. Selain lumayan cukup nendang harganya pun terjangkau. Hanya 3000 perak. tambah sebotol 'teh botol sosro', pas deh uang lima ribu keluar. Hihi.. dalam hati bersyukur, masih bisa makan dengan uang segitu. Alhamdulillaaah..
dan senengnya, bisa nyisihin juga uang untuk nenek cantik yang lagi asyik berdiri di depan pagar sambil nyodorin gelas plastik kesayangannya sambil ditemani sang kakek yg terduduk di samping gerobaknya.
makasih banyak ya nek, kadang aku sering berpikir betapa egoisnya diriku yang bisa seenaknya keluar dari pekerjaan. Padahal begitu banyak ribuan orang yang sibuk berusaha mencari makan (hanya) untuk sehari saja bertahan hidup.
pluk pluk pluk *mukul-mukul kepala*. hmmmh.. bodohnya mamah ya Qi
No comments:
Post a Comment